Secara konsepsional sistem
agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas mulai dari pengadaan dan
penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang
dihasilkan oleh usahatani atau agriindustri yang saling terkait satu sama lain.
Dengan demikian, agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
subsistem: (1) Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi
dan pengembangan sumberdaya manusia, (2) Subsistem budidaya dan usahatani, (3) Subsistem
pengolahan hasil pertanian dan agroindustri, (4) Subsistem pemasaran hasil
pertanian, (5) Subsistem sarana & prasarana, dan (6) Subsistem pembinaan.
1. Subsistem Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi
Subsistem ini mencakup semua
kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi
untuk memungkinkan terlaksananya penerapan teknologi usaha tani dan pemanfaatan
sumberdaya pertanian yang optimal. Dengan demikian, dalam subsistem ini
aspek-aspek yang ditangani tidak semata-mata menyangkut penyediaan sarana
produksi seperti bibit atau benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian,
tetapi juga penyediaan informasi pertanian yang dibutuhkan petani, berbagai
alternatif teknologi baru yang kompatibel, pengerahan dan pengelolaan tenaga
kerja dan sumber lainnya secara optimal, serta unsur-unsur pelancarnya,
subsistem penyediaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan sumberdaya,
agar penyediaan sarana produksi tersebut dapat memenuhi kriteria tepat dalam
waktunya, jumlahnya, mutunya dan jenisnya sesuai dengan apa yang diinginkan
serta terjangkau oleh daya beli petani yang disertai dengan penyediaan berbagai
informasi dan paket teknologi serta kontinu. Sehubungan dengan itu, maka pengembangan
prasarana dan institusi pedesaan yang memadai merupakan faktor yang sangat penting.
2. Subsistem Budidaya dan Usahatani
Kegiatan yang ditangani oleh
subsistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani rakyat
maupun usahatani skala besar. Kegiatan yang termasuk dalam subsistem ini adalah
perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani serta
skala usahanya untuk mencapai produksi yang optimal. Kegiatan ini ditekankan
pada usahatani intensif dan lestari (sustainable),
artinya meningkatkan produktifitas lahan semaksimal mungkin dengan cara
intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumberdaya alam baik
tanah maupun air. Selain itu, diupayakan agar kegiatan usahatani tersebut
bersifat komersial yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.
3. Subsistem Pengolahan Hasil Pertanian dan Agroindustri
Pengolahan hasil pertanian penting untuk dilakukan
karena beberapa pertimbangan, diantaranya:
·
Meningkatkan nilai tambah
·
Meningkatkan kualitas hasil
·
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
·
Meningkatkan keterampilan produsen
·
Meningkatkan pendapatan produsen
Lingkup kegiatan agroindustri ini
tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi juga
menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk
pertanian sampai pada pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah nilai
tambah (added value) dari produksi
primer tersebut. Dengan demikian, proses pengupasan, pembersihan,
pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, peningkatan mutu dan
pengepakan/pengemasan hasil termasuk lingkup aktivitas agroindustri.
4. Subsistem Pemasaran Hasil Pertanian
Pemasaran merupakan salah satu hal penting dalam
agribisnis. Bila mekanisme pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang
terlibat akan diuntungkan. Oleh karena
itu, peranan lembaga
pemasaran yang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak,
pedagang pengumpul, pedagang pengecer, eksportir, importir, atau lembaga
lainnya, menjadi amat penting.
Subsistem ini mencakup kegiatan
distribusi dan pemasaran hasil uasahatani dan agroindustri baik pasar domestik
maupun untuk pasar luar negeri atau ekspor. Untuk memungkinkan pengembangan
subsistem ini, maka berbagai kegiatan yang menunjang seperti pemantauan dan
pengembangan informasi pasar (market
information), market development,
market promotion, market intelegence sangat penting untuk dilaksanakan baik
pada pasar domestik maupun pasar luar negeri.
5. Subsistem Sarana dan Prasarana
Subsistem ini merupakan salah satu
faktor penunjang dari keempat subsistem di atas agar dapat menjalankan fungsi
dan perannya sesuai dengan keperluan di lokalita subsistem agribisnis.
Subsistem prasarana dapat bersifat pra publik yang keberadaannya harus
ditangani oleh aparatur birokrasi pemerintahan seperti prasarana jalan,
perhubungan, pengairan, pengendalian, pengamanan dan konservasi yang kesemuanya
menjadi syarat bagi lancarnya proses transformasi produktif dalam usaha agribisnis.
6. Subsistem Pembinaan
Subsistem ini merupakan salah satu tugas dari aparatur birokrasi
pemerintahan untuk menciptakan kegiatan usaha. Penciptaan iklim usaha yang
kondusif, penyediaan kemudahan, pengaturan, pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sinkronisasi dan koordinasi, dan sebagainya. Jadi, sistem agribisnis
merupakan suatu rangkaian yang berkaitan dimana keberhasilan sangat ditentukan
oleh tingkat kemampuan dari setiap komponen yang menjadi subsistem dengan
didukung oleh campur tangan pemerintah melalui regulasi, koordinasi,
perlindungan, simulasi, pelayanan, dan penilaian terhadap seluruh subsistem
dalam agribisnis beserta lingkungan yang mempengaruhinya.
Comments
Post a Comment